STMIK PRINGSEWU–
Gerhana Matahari Total (GMT) terjadi di beberapa wilayah di Indonesia.
Sementara sebagian daerah lainnya akan mengalami Gerhana Matahari
Sebagian (GMS). Terkait fenomena alam tersebut, Sekolah Tinggi Manajemen
Informatika dan Komputer (STMIK) Pringsewu kemarin Rabu (9/3)
melaksanakan Shalat Gerhana Matahari (kusuf) pada jam 08.00 WIB sampai
selesai di halaman kampus setempat di ikuti oleh beberap dosen dan
mahasiswa STMIK Pringsewu.
Sebagai Imam dan Khatib pelaksanaan sholat gerhana matahari
total di STMIK Pringsewu Moh. Masrur, M.Pd. I (Wakil Ketua I) Sekolah
Tinggi Ilmu Tarbiyah (STIT) Pringsewu. Dalam khutbahnya beliau
menyampaikan bahwa peristiwa fenomena alam ini penting bagi umat Islam
untuk memahami peristiwa gerhana sebagai fenomena alam yang dapat
dijadikan momentum meningkatkan keimanan kepada Allah SWT dan kita
sebagai hamba Allah SWT bisa muhasabah, sebuah upaya evaluasi diri
terhadap kebaikan dan keburukan dalam semua aspeknya dalam diri kita.
Rasulullah SAW bersabda :
إِنَّ الشَّمْسَ وَالْقَمَرَ آيَتَانِ مِنْ آيَاتِ اللَّهِ
لاَ يَنْكَسِفَانِ لِمَوْتِ أَحَدٍ وَلاَ لِحَيَاتِهِ فَإِذَا
رَأَيْتُمُوهُمَا فَادْعُوا اللَّهَ وَصَلُّوا حَتَّى يَنْجَلِيَ
“Sesungguhnya matahari dan bulan adalah sebuah tanda
dari tanda-tanda Allah SWT. Keduanya tidak menjadi gerhana disebabkan
kematian seseorang atau kelahirannya. Bila kalian mendapati gerhana,
maka lakukanlah shalat dan berdoalah hingga selesai fenomena itu.” (HR.
Bukhari, Muslim dan Ahmad)
dalam hadist lainnya :
لَمَّا كَسَفَتِ الشَّمْسُ عَلَى عَهْدِ رَسُول اللَّهِ نُودِيَ : إِنَّ الصَّلاَةَ جَامِعَةٌ
“Ketika matahari mengalami gerhana di zaman
Rasulullah SAW, orang-orang dipanggil shalat dengan lafaz : As-shalatu
jamiah”. (HR. Bukhari).
Fenomena alam tersebut yang terjadi semestinya dimanfaatkan
untuk meningkatkan keimanan dan ketakwaan kepada Allah SWT, fenomena
tersebut merupakan suatu tanda dari banyak tanda kebesaran-Nya dan
betapa manusia sangat kecil dan lemah di hadapannya,” ucapnya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar